Selasa, 10 Februari 2009

Rakyat Iran Memperingati 30 Tahun Revolusi Islam

Puluhan ribu rakyat Iran turun ke jalan-jalan di ibukota, Teheran dalam rangka peringatan 30 tahun Revolusi Islam Iran. Dalam aksi long-march itu rakyat Iran meneriakkan slogan-slogan anti-AS.

Perayaan dihadiri oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Dalam pidatonya ia mengatakan bahwa Iran siap berdialog dengan AS berdasarkan sikap saling menghormati. "Pemerintahan baru AS menyatakan bahwa mereka ingin melakukan perubahan dan melakukan dialog," kata Ahmadinejad.

"Sudah jelas bahwa perubahan yang nyata harus fundamental dan bukan taktikal. Bangsa Iran akan menyambut perubahan yang riil. Bangsa Iran siap melakukan pembicaraan, pembicaraan dalam suasana yang fair dan saling menghormati," tukas Presiden Iran di hadapan rakyat Iran yang membawa spanduk-spanduk yang antara lain bertuliskan "Death to America."

Ahmadinejad juga memuji revolusi Islam yang berhasil menumbangkan pemerintahan Shah Iran yang didukung AS. "Revolusi Iran, meski dimulai di Iran dan menjadi poros bangsa Iran, tapi revolusi ini menjadi milik semua bangsa di seluruh dunia."

"Revolusi Iran telah membawa dampak besar. Selama tiga puluh tahu, Iran terus menanjak dan berhasil meningkatkan kecepatannya di sektor riset ilmu pengetahuan," kata Ahmadinejad dalam pidatonya.

Ia juga menambahkan, sanksi yang diterapkan AS dan Eropa pada Iran justeru mendorong perkembangan riset-riset keilmuan di Iran. Selama 10 hari kemarin, rakyat Iran mengibarkan bendera menandai peringatan kembalinya Ayatullah Ruhollah Khomeini pada 1 Februari 1979 dari pengasingannya di Prancis. Kembalinya Khomeini menjadi tonggak revolusi Islam Iran dan dideklarasikannya negara Republik Islam Iran pada 1 April 1979. (ln/aljz)

Tidak ada komentar: