Minggu, 22 Maret 2009

Waspadai Propaganda Israel

Israel sedang menyiapkan program propaganda untuk memulihkan citra negara Zionis yang makin tercoreng usai agresi brutalnya selama 22 hari ke Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Israel sudah mengalokasikan dana sebesar dua juta dollar untuk keperluan propaganda itu.

Israel nampaknya sadar betul posisinya dalam hubungan internasional sedang terancam. "Operasi Cast Lead" telah memicu aksi unjuk rasa besar-besaran di berbagai penjuru dunia. Hubungan Israel dengan sejumlah negara Muslim seperti Turki dan Mauritania merenggang setelah kedua negara itu menutup kedutaan besar Israel sebagai bentuk protes agresi Israel ke Jalur Gaza. Tim olahraga Israel bahkan ikut terkena getahnya, mereka menjadi sasaran caci maki penonton di Swedia, Spanyol dan Turki. Lembaga-lembaga hak asasi internasional, pakar hukum, investigator internasional juga menuntut agar Israel diseret ke pengadilan internasional sebagai penjahat perang.

Selain tragedi pembantaian di Gaza, Israel juga dikecam dunia karena blokade yang dilakukannya di Gaza, pembangunan tembok pemisah di Tepi Barat dan perluasan pemukiman Yahudi dengan cara merampas rumah dan tanah milik warga Palestina.

Direktur bidang kebuayaan kementerian Luar Negeri Israel, Arye Mekel pada New York Times edisi Kamis (20/3) mengungkapkan, pihaknya akan mengirim para novelis dan penulis terkenal di Israel ke luar negeri, mengirim perusahaan-perusahaan teater dan menggelar pameran-pameran tentang Israel untuk memulihkan kembali citra negara Zionis itu.

"Kita harus melakukan banyak hal agar dunia tahu tentang situasi kita, dan tidak memandang Israel hanya pada konteks peperangan saja," kata Eytan Gilboa, seorang profesor ilmu politik dan komunikasi internasional di Bar Ilan University. Menurut Gilboa, Israel butuh dana sekitar 50-100 juta untuk keperluan propaganda itu.

Citra Israel sebagai rezim rasis dan kejam makin terlihat dengan naiknya Benjamin Netanyahu, tokoh kiri di Israel yang anti Palestina-sebagai perdana menteri baru Israel. Ditambah lagi dengan penunjukkan Avigdor Lieberman seorang Yahudi Rusia yang juga dikenal rasis, sebagai menteri luar negeri dalam kabinet Netanyahu.

Tidak ada komentar: