Kamis, 22 Januari 2009

Beda Pendapat, Pertemuan Kuwait Soal Gaza Buntu


Meski menyatakan komitmennya untuk memberikan bantuan penuh pada warga Gaza, negara-negara Arab gagal mencapai kesepakatan tentang mekanisme bantuan untuk merekonstruksi Gaza. Mereka berbeda pendapat soal bagaimana penyaluran bantuan untuk rakyat Palestina itu.

Sejumlah negara antara lain Arab Saudi dan Mesir tidak terlalu setuju jika bantuan disalurkan lewat Hamas. Kedua negara itu masih berpikiran bahwa Suriah dan Iran memanfaatkan Hamas untuk mengganggu stabilitas di kawasan dan memberikan peluang bagi Iran untuk melakukan penetrasi ke jazirah Arab.

Sejumlah negara menginginkan pendekatan tegas dan sebagian lagi menginginkan pendekatan yang lunak. Negara-negara seperti Qatar dan Suriah menginginkan Liga Arab bersikap tegas pada Israel, tapi Saudi dan Mesir beranggapan bahwa akar konflik antara Israel-Hamas karena ada campur tangan Iran.

"Kami tidak mencapai kata sepakat karena hambatan waktu dan sikap dari beberapa negara. Nampaknya semua pihak harus membuat konsesi demi rekonsiliasi Arab ... berbagai upaya dilakukan untuk mencapai kesatuan sikap itu," kata Hoshyar Zebari, menlu Irak di sela-sela pertemuan negara-negara Arab di Kuwait.

Negara-negara Arab menyatakan akan menyediakan dana sebesar 2 milyar dollar untuk keperluan rekonstruksi di Jalur Gaza. Berbeda dengan pertemuan di Kuwait, dalam pertemuan di Doha yang diboikot oleh Mesir dan Saudi, negara-negara Arab mendesak agar hubungan dengan Israel dikaji ulang dan menyatakan menunda inisiatif perdamaian Arab dengan Israel.

Dalam pertemuan di Kuwait, para pemimpin Arab juga masih beda pendapat untuk menentukan sejumlah resolusi dari pertemuan itu, termasuk tentang dukungan pada Mahmud Abbas, presiden Palestina dari Fatah. Sehingga mereka terpaksa menunda rapat terakhir untuk menentukan hasil pertemuan Kuwait karena masih ada perbedaan pandangan bagaimana sikap Arab terhadap Israel. (ln/aljz/aby)

Tidak ada komentar: