Minggu, 18 Januari 2009

Kebenaran Pun Terkuak Sudah…

Lebih dari 50 tahun kita menanti. Sejak Israel mendirikan negara di Palestina tahun 1948, bahkan sebelum itu. Kita menanti Allah tunjukkan KEBENARAN atas berbagai petaka yang menimpa kaum Muslimin di Palestina. Atas terpenjara dan dianiaya Al Quds oleh tangan-tangan durhaka, berlumuran dosa, dari anak keturunan Bani Israil. Lama benar kita menanti agar Allah tunjukkan KEBENARAN, sehingga hati ini terterangi, sehingga akal ini bisa memahami, mengapa kebiadaban Yahudi Israel tidak bisa dicegah sampai saat ini?

Kini dunia telah memahami dengan baik, baik kalangan Muslim maupun non Muslim, baik bangsa Timur maupun Barat. Semua telah memahami KEBENARAN ini, memahami alasan senyatanya di balik penderitaan kaum Muslimin Palestina. Alhamdulillah, puji syukur dan sanjungan yang tinggi hanya kepada-Mu ya Rabbal ‘alamiin.
Kami mensyukuri petunjuk-Mu ya Rabbi.

Tahulah kita kini, KEBEBARAN yang sekian lama tertimbun di balik kebohongan, dusta, dan pengkhiatan tidak terperikan. Hampir-hampir KEBENARAN itu tidak nampak, andai tidak terjadi kebrutalan Israel di Gaza saat ini. Sebenarnya, dari petaka-petaka sebelumnya, ia sudah tampak. Namun tidak segemilang saat ini, tidak seterang benderang kenyataan di Gaza hari ini. Alhamdulillah Rabbi.

Kebenaran apakah itu?

Apakah kebenaran bahwa Israel itu brutal…
Apakah Yahudi itu terkutuk dan terlaknat akibat segala kezhaliman mereka…
Apakah karena anak-anak kecil yang menjadi korban kebiadaban Israel…
Apakah karena kaum wanita Palestina yang ditodong bayonet Yahudi…
Apakah karena rumah-rumah warga sipil yang rata dengan tanah…
Apakah karena rumah-rumah sakit yang digempur roket, hingga peralatan-peralatan medis hancur berantakan…
Apakah karena petugas medis, wartawan, sekolah PBB, pasukan penjaga perdamaian, dan lain-lain yang juga diserbu peluru-peluru Zionis…
Apakah karena Yahudi melakukan blokade total, untuk membunuh jutaan warga Gaza secara pelan-pelan…
Apakah karena Resolusi PBB yang seabreg dan tidak pernah dipedulikan Israel…
Apakah karena semua agama di dunia, bahwa orang tidak beragama pun, semua ikut mengutuk kebrutalan Yahudi…
Apakah karena ini, itu, dan segala cerita horor tentang kebengisan Yahudi Israel laknatullah ‘alaihim dan tangis derita warga Muslim Palestina?

Bukan, bukan, bukan karena itu.

Kalau soal kebrutalan Yahudi Israel, sejak dulu kita menyaksikannya, sejak dulu kita melihatnya, sejak dulu kita mengutuknya, sejak dulu kita memurkainya, sejak dulu kita mendoakan kehancuran baginya. Sejak dulu manusia di dunia menjadi saksi kebiadaban Yahudi Israel. Bahkan dalam Al Qur’an telah dijelaskan sangat banyak tentang kebrutalan dan kebejatan sifat-sifat mereka. Semua itu sudah kita ketahui sebagai fakta tak terbantah lagi.

Malah sejujurnya, masyarakat Israel sendiri merasa stress berat atas kebrutalan-kebrutalan yang dibuat tangannya sendiri. Luar biasa kan…Bukan hanya kita yang merasa hancur hati, mereka juga dilanda pilu luar biasa. Toh, sebiadab-biadab Yahudi Israel, mereka masih manusia juga kan? Hanya semua bentuk kepedihan nuraniah itu tidak pernah ditampakkan keluar, bahkan ia dilarang keras diekspose keluar. Israel adalah dengan sistem teroris, tidak memperkenankan ungkap simpati rakyatnya muncul ke permukaan. It’s very-very hard forbidden!

Jangan terlalu polos saudaraku…

Jangan Anda menyangka bahwa Yahudi Israel itu modelnya seperti Ariel Sharon semua. Tidak, tidak. Mereka juga manusia, mereka bukan bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang jasadnya manusia, tetapi sifatnya monster. Yahudi brutal, mereka kejam, mereka biadab…jawabnya: Ya! Right! Tetapi mereka juga manusia yang memiliki kepekaan nurani. Meskipun suara nurani mereka nyaris tidak terdengar, karena ditelan oleh keangkara-murkaan diri.

Bukan hanya kita yang menjadi saksi kebiadaban Yahudi Israel. Mereka pun menjadi saksi atas kedurhakaan diri mereka sendiri. Bahkan kitab Talmud yang diagung-agungkan Yahudi itu adalah saksi bisu semua kebiadaban mereka. Dalam kitab itu rahib-rahib Yahudi klasik mengekspresikan segala sifat-sifat satanic-nya dalam bentuk kalimat-kalimat penuh kejahatan. Hati-hati manusia normal pasti akan mengingkari “kesucian” Talmud. Hanya saja, di negara seperti Israel, atau di jajaran pemerintahan Yahudi internasional, letupan nurani itu dengan amat sangat dipadamkan secara bengis. Jangankan berharap ia akan menyala, lalu meletup; ketika baru sewujud asap saja, seketika dibanjur kucuran air dari 10 mobil PMK.

Israel adalah negara yang ditegakkan di atas TERROR PRINCIPLES. Apa yang kita kenal sebagai Protocols Zionism itu adalah sebentuk Konstitusi teror, panduan prinsipil untuk membangun Israel Raya di Timur Tengah. Adapun musuh utama agenda ini adalah: NURANI bangsa Yahudi! Kalau Yahudi sudah memakai nuraninya, jelas peradaban terror itu akan gatot, alias gagal total.

Lalu KEBENARAN yang mana?

Iya, KEBENARAN itu harus diungkapkan apa adanya. Tidak perlu lagi ditutup-tutupi. Ia adalah KEBENARAN yang tidak pernah kita bayangkan selama ini. Ia adalah sesuatu yang di luar perkiraan banyak orang.

Sejujurnya, yang menzhalimi kaum Muslim Palestina selama ini adalah “Dua Yahudi Bersaudara”. Mereka seperti saudara kembar. Tampak di permukaan, mereka bermusuhan, padahal sejatinya bekerjasama. Mereka memainkan peran tokoh “si baik” dan “si jahat”, padahal keduanya sama jahatnya.



Duay yahudi bersaudara

Saudaraku, adalah salah kalau Anda memahami bahwa konfik Palestina-Israel hanya melibatkan dua negara itu saja. Ini adalah pemikiran keliru dan tidak sesuai dengan sejarah konflik sejak dulu. Dua bangsa berkonflik secara mandiri, tanpa melibatkan negara lain adalah suatu kemustahilan. Ia hanyalah omong kosong yang tidak ada dalihnya, secara teori dan praktik.

Harus disadari, Israel tidak akan bisa menerjang bangsa Palestina, lalu mengobrak-abrik rumah-rumah mereka, menghancurkan masjid-masjid mereka, menodai wanita, lalu menumpahkan darah anak-anak. Israel tidak akan mampu melakukan itu semua, jika negara-negara Arab di sekitar Palestina bangkit melawan. Israel tidak akan bisa melukai seorang Palestina, jika negara-negara Arab di sekitarnya, seperti Mesir, Yordania, Syria, Libanon, dan Arab Saudi, menentang serangan itu dan mendukung Palestina untuk membalasnya.

Hal ini terbukti dalam fakta sejarah. Dulu pernah terjadi Perang Arab, dimana pasukan koalisi Arab menyerang Israel untuk membebaskan Palestina dari penjajahan. Mesir juga pernah menyerang Israel sehingga mampu merebut kembali Sinai. Begitu pula Syria mampu menyerang Israel sehingga mampu menahan Israel di dataran tinggi Golan. Libanon pun pernah berseteru dengan Israel, sehingga Israel tertahan memperluas wilayahnya ke Libanon. Begitu pula Raja Faishal dari Saudi, beliau pernah mengembargo Amerika sebagai bentuk protes atas dukungan Amerika terhadap Zionis Israel itu. Begitu pula dengan Irak. Dalam Perang Teluk 1990-1991, mereka bisa puluhan kali melepaskan rudal Scud ke wilayah Israel. Jadi faktanya, negara-negara Arab di sekitar Palestina sebenarnya memiliki kekuatan untuk melawan Yahudi Israel. Malah dalam Perang Irak saat ini, negara-negara Arab mampu mendukung pejuang-pejuang Irak untuk menghancurkan Amerika disana. Bohong besar kalau mereka tidak mampu. Andai tidak mampu secara militer, mereka memiliki kekuatan finansial raksasa untuk membentuk pasukan terkuat sekalipun.

Ketika kita menyaksikan kekejaman Yahudi laknatullah, sebenarnya yang menanggung kesalahan bukan hanya mereka, tetapi juga negara-negara Arab di sekitarnya. Kalau Israel bersalah secara aktif karena menyerang Palestina, maka negara-negara Arab itu bersalah secara pasif, karena membiarkan kebiadaban Yahudi dan membiarkan ketertindasan bangsa Palestina.

Sebenarnya, rakyat-rakyat Arab rata-rata patriotis. Tetapi tidak dengan pemimpin-pemimpin politik mereka. Banyak yang HAUS KEKUASAAN dan amat sangat HUBBUD DUNYA (cinta dunia/red). Mereka lebih takut kehilangan kekuasaan daripada menolong Muslim Palestina, seperti Shalahuddin Al Ayyubi di masanya dulu. Mereka lebih takut dominiasi politiknya terganggu, daripada melihat Masjid Aqsha diruntuhkan oleh Yahudi. Mereka tidak takut lagi kepada Allah, meskipun Risalah Islam diturunkan disana. Mereka lebih takut kepada Yahudi Israel yang sewaktu-waktu bisa mendongkel kekuasaan mereka. Tragedia Gaza saat ini sebagai bukti besar, setelah berpuluh-puluh tragedi terjadi sebelumnya.

Sikap lebih mencintai kekuasaan politik, mengabaikan hak-hak kaum Muslimin, mengabaikan amanah Allah dan Rasul-Nya, mengabaikan Al Quds (Tanah Suci ke-3 Ummat Islam), membiarkan Israel terus menindas kaum Muslimin dan membiarkan Palestina menjadi “penjara besar” yang membunuh warganya pelan-pelan. Semua ini adalah kebiadaban dan kekafiran yang nyata. Sikap pemimpin-pemimpin Arab saat ini sangat jauh dari teladan Umar bin Khattab Ra. atau Shalahuddin Al Ayubi. Mereka lebih ridha kepada urusan dunianya (kekuasaan) daripada menunaikan hak-hak Allah dan Rasul-Nya.

Sungguh, kelak yang akan dituntut oleh Allah atas kezhaliman di bumi Palestina, bukan hanya bangsa Yahudi Israel laknatullah, tetapi juga pemimpin-pemimpin Arab itu. Mereka adalah “Yahudi” dalam wujud lain, sangat tamak kepada dunia, dan rela menyambut murka Allah karena sangat mencintai dunia. Lho, karakter Yahudi al maghdhubi ‘alaihim kan seperti itu juga.

Inilah KEBENARAN yang ditampakkan kepada kita. Bukan hanya Yahudi musuh Muslimin Palestina, tetapi juga para PEMIMPIN POLITIK ARAB. Mereka adalah “saudara kembar” Yahudi itu.

Ke depan, bangsa Palestina harus menyadari ini semua. (Atau jangan-jangan saya saja yang telat, sedangkan mereka sudah tahu sejak lama?). Mereka tidak bisa mengandalkan pemimpin-pemimpin Arab itu. Kecuali kalau dari kalangan mereka muncul sosok seperti Shalahuddin Al Ayyubi di masa lalu. Nah, itu lain ceritanya. Selama “Shalahuddin” belum muncul, sudahlah berharap kepada Allah dan orang-orang Mukmin saja. Jangan kepada elit-elit politik durhaka itu. Mereka lebih biadab dari Yahudi asli, sebab identitas agama, bahasa, dan namanya sama dengan kita. Kata Khalifah Umar, “Aku lebih takut menghadapi orang munafik daripada orang kafir!” Ya betul Anda wahai Khalifah yang mulia, keridhaan Allah bagimu.

Wallahu A’lam bisshawaab.

Tidak ada komentar: