Kamis, 22 Januari 2009

Hamas : Obama Jangan Seperti Bush

s mengingatkan presiden AS yang baru Barack Obama untuk tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan pendahulunya George W. Bush. Hamas juga menyatakan bahwa Obama akan dinilai dari tindakan-tindakan yang dilakukannya.

"Kami akan menilai Obama lewat kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakan yang dilakukannya dan bagaimana ia belajar dari kesalahan yang dilakukan pemerintahan AS terdahulu, khususnya pemerintahan George W. Bush dengan kebijakan-kebijakanya yang jahat dan tidak adil," tukas Fawzi Barhum, juru bicara Hamas dalam keterangan pers di Gaza City.

Sementara itu, Kepala Biro Politik Hamas Khalid Misy 'al kembali menyerukan dunia internasional untuk memaksa Israel membuka blokadenya terhadap Jalur Gaza setelah Israel menyatakan gencatan senjata sepihak dan mundur dari wilayah itu.

"Pejuang Palestina telah memenangkan peperangan. Kemenangan yang sama dengan Hizbullah ketika menghadapi musuh yang sama tahun 2006. Kita sudah mencapai tujuan kita memaksa musuh menghentikan agresi dan mundur," tukas Misy 'al.

Namun ia mengingatkan para pejuang di Gaza untuk tetap waspada karena Israel adalah musuh yang licik dan licin dan pasti akan melakukan balas dendam.

Selain mendesak dunia internasional untuk memaksa Israel mencabut blokadenya, Misy 'al juga mengatakan bahwa sudah saatnya dunia internasional melakukan kontak dengan Hamas. Ia meminta negara-negara Arab dan Muslim yang telah berjanji memberikan bantuan untuk Gaza, agar memberikan bantuan itu pada Hamas sebagai pihak yang memiliki otoritas di Gaza atau negara-negara donor itu mengerjakan rekonstruksi langsung di Gaza.

Misy 'al menekankan hal tersebut, karena sejumlah negara seperti Mesir dan Arab Saudi enggan menyerahkan bantuan untuk Gaza melalui Hamas, tapi melalui pemerintahan Mahmoud Abbas di Tepi Barat.

"Negara-negara Arab dan Muslim yang telah menyatakan komitmen bantuannya untuk membangun kembali Jalur Gaza, harus menyalurkan bantuannya lewat pemerintahan yang sah di Gaza yaitu pemerintahan Ismail Haniyah, atau menangani rekonstruksinya secara langsung," kata Misy 'al.

"Negara-negara itu sebaiknya tidak menyalurkan bantuannya ke pemerintahan yang sudah kita kenal sebagai pemerintahan korup," sambung Misy 'al merujuk pada pemerintahan Mahmoud Abbas di Ramallah, Tepi Barat.

Negara-negara AS dan Eropa selama ini menuding Hamas sebagai kelompok teroris, sehingga mereka memboikot pemerintahan Hamas. Utusan tim Quartet-tim mediasi perdamaian Israel-Palestina-Tony Blair mengatakan bahwa tim Quartet akan melibatkan Hamas, jika Hamas menerima solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina. Solusi yang tidak diterima Hamas. (ln/aby/YN)

Tidak ada komentar: