Minggu, 04 Januari 2009

Israel: Gencatan Panjang dengan Hamas Lebih Utama dari Berdamai dengan Abbas


Infopalestina: Sejumlah petinggi Israel lebih yakin bahwa gencatan jangka panjang dengan Gerakan Perlawanan Islam Hamas lebih utama bagi Zionis Israel dalam jangka pendek, dibantingkan dengan kesepakatan konpromi damai dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Mereka sampai pada keyakinan ini karena tuntutan yang diajukan Abu Mazen (Mahmud Abbas) untuk kesepakatan damai dinilai “keras” dalam pandangan mereka. Mereka menegaskan bahwa apa yang pada pemerintahan Ehud Olmert telah diajukan kepadanya, tidak akan diajukan sekali lagi dalam pemerintahan Israel berikutnya.

Seperti dilansir harian asy Syarq al Awsath, (5/12), para pejabat keamanan Israel melihat bahwa gerakan Hamas telah membuktikan kemampuannya mengendalikan masalah dan menerapkan otoritas hukum tunggal sekaligus mengendalikan semua organisasi di Jalur Gaza.

Berbeda dengan Hizbullah yang memisahkan tanggungjawabnya dari pemerintahan dan meninggalkan urusan resmi kepada pemerintah Libanon, Hamas nampaknya berkepentingan untuk muncul sebagai partai penguasa. Menjelaskan dengan pasti apa yang diinginkan dan disiarkan media massa dengan jelas kepada Israel seputar batas-batas politiknya.

Para pejabat keamanan Israel ini mengatakan, “Siatuasi di Tepi Barat masih tidak jelas. Hanya dalam minggu-minggi terakhir ini kita mulai melihat perubahan kondisi keamanan dan kesungguhan dalam mengendalikan masalah di sana. Namun hal ini, pertama, terjadi karena keraguan kita terus menerus pada aktivitas dinas keamanan Otoritas Palestina yang bekerja di bahwa otoritas Abu Mazen, dan bukan dengan inisiatifnya.”

Bahkan meskipun Otoritas Palestina berhasil mengendalikan dan mencegah gerakan Hamas melanjutkan aktivitas bersenjata, maka alternative pengganti Hamas masih tidak jelas. Gerakan Fatah tindak nampak melakukan penegasan sesuatu pun.

Menurut para pejabat keamanan Israel, pihaknya terus mengikuti persiapan konferensi gerakan Fatah dan pihaknya tidak melihat perubahan esensial apapun dalam praktek-praktek yang bisa menjatuhkan gerakan Hamas dalam pemilu-pemilu terakhir. “Untuk itu anda harus tahu apa yang anda tunggi di sana,” ungkapnya.

Dari sini para pejabat keamanan Israel berkesimpulan bahwa kesepakatan gencatan senjata jangka panjang dengan gerakan Hamas lebih baik dan utama bagi entitas Zionis Israel daripada kesepakatan kompromi damai dengan Otoritas Palestina, paling tidak dalam jangka pendek, tenganya.

Konfrontasi Militer

Sebelumnya harian asy Syarq al Awsath, 4/12/2008, menulis bahwa Panglima Daerah Militer Selatan Angkatan Bersenjata Israel, yang bertugas untuk memimpin aksi perang di Jalur Gaza, Jenderal Yoev Gilant mengatakan bahwa konfrontasi dengan gerakan Hamas hanya menunggu masalah waktu saja. Dia menyatakan bahwa benturan dengan gerakan Hamas akan “memiliki urgensi yang besar”.

Gilant menyebut Jalur Gaza mirip dengan “kencil bertekanan” (pressure cooker) yang mendidih. Dia mengisyaratkan kepada aksi berkelanjutan serangan roket-roket perlawanan Palestina dari Jalur Gaza ke permukiman-permukiman Yahudi di sekitarnya.

Dalam pidato yang disampaikan dakan konferensi yang diadakan di kota Esdod, Gilant berhati-hati dengan memilih apa yang disebutnya “kelembutan hati” balasan yang dilakukan Negara entitas Israel terhadap aksi-aksi serangan roket yang dilakukan gerakan-gerakan perlawanan Palestina.

Dia menambahkan, “Akan datang saatnya kami terpaksa menyelesaikan lokasi kobaran. Kalau tidak maka ledakan tidak akan bisa dikendalikan. Saya tidak tahu hal ini terjadi. Namun militer Israel siap untuk memberikan solusi dan semua sangat memahami bahwa kita telah sampai kepada perdamaian dengan musuh karena tegas di medan pertempuran. Sebagaimana yang kita capai dengan Mesir.”

Di sisi lain Negara Israel telah menyatakan bahwa pihaknya akan terus menutup seluruh perlintasan Jalur Gaza dengan dalih berlanjutnya serangan roket-roket Palestina yang dilakukan gerakan-gerakan perlawanan ke permukiman-permukiman Yahudi di sekitar Jalur Gaza.

Radio Israel menyebutkan bahwa menyusul permbicaraan yang dilakukan dengan para pemimpin dinas keamanan, Menhan Israel Ehud Barak memutuskan untuk melanjutkan penutupan perlintasan barak di Jalur Gaza dan mencegah masuknya bahan, barang dan dagangan. (seto)

Tidak ada komentar: